Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Jumat, 02 Januari 2015

Proposal Skripsi

PENGARUH LAPORAN ARUS KAS DAN LABA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Proposal Skripsi

1.        PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan yang banyak diperhatikan oleh kalangan pengusaha. Hal ini dikarenakan pasar modal sebagai media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan mneginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor. Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selalu menunjukkan peningkatan dimana saat ini hampir mencapai 490 perusahaan.
Dengan  adanya  perkembangan  investasi,  perilaku  keuangan  sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berinvestasi.  Pengambilan keputusan keuangan untuk kegiatan investasi, akan sangat  dipengaruhi oleh  informasi  yang  didapat  dan pengetahuan  investor  tentang investasi. Biasanya seorang investor akan melakukan riset sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, seperti dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, track record atau portofolio, keadaan perekonomian, risiko, ulasan tentang keuangan dan keadaan  perekonomian  yang  dipublikasikan  di  media,  dan  lain-lain.
Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan interpretasi kondisi keuangan suatu perusahaan selama periode tertentu, sehingga fungsi laporan keuangan sangat memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan, baik di tingkat manajemen maupun di tingkat shareholder (investor) terutama yang tidak terlibat secara langsung dalam operasional perusahaan. Terdapat dua jenis informasi yang diberikan dalam laporan ini. Pertama, bagian verbal sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama yang menguraikan hasil operasi perusahaan ditahun lalu, kemudian membahas perkembangan baru yang akan memengaruhi operasi di masa mendatang. Kedua, laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar (neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas). Jika disajikan bersama, semua laporan tersebut akan memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan.
Arus  kas  dari  aktivitas  operasi  diperoleh  dari  aktivitas  penghasil  utama  pendapatan perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah aktivitas operasi  perusahaan  dapat  menghasilkan  arus  kas  yang  cukup  untuk  melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi  baru  tanpa  mengandalkan  sumber  pendanaan  dari  luar.  Komponen  arus  kas operasi  ini  yang  dapat  digunakan  untuk  menilai  peluang  investasi.  Jika  kas  bersih  yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, berarti perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi   secara   internal   dari   operasi   untuk   membayar   kewajibannya   tanpa   harus meminjam  dari  luar.  Sebaliknya,  jika  jumlah  kas  bersih  yang  dihasilkan  oleh  aktivitas operasi  rendah  atau  negatif,  berarti  perusahaan  tidak  mampu  menghasilkan  kas  yang memadai secara internal dari operasinya.
Pengukuran   laba   bukan   saja   penting   untuk   menentukan   prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan  kebijakan  investasi.  Oleh  karena  itu,  laba  menjadi  informasi  yang dilihat  oleh  banyak orang seperti  profesi  akuntansi,  pengusaha,  analis  keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya, Harahap (2001: 259) dalam Yuniar Akhwan (2011: 2).
Merespon  atas  penelitian  Yuniar Akwan  (2011)  mengenai    Pengaruh  Arus  Kas  Operasi, Kebijakan  Pendanaan  dan  Laba  Terhadap  Keputusan  untuk  Berinvestasi  Pada  Perusahaan Jasa  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia,  maka  penelitian  ini  bertujuan  untuk  menguji kembali   pengaruh   arus   kas   operasi   dan   laba   perusahaan   terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur.
1.2.   Rumusan  Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah tentang penelitian sebagai berikut :
1.2.1.      Apakah laporan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan berinvestasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.2.2.      Apakah laba berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan berinvestasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.2.3.      Apakah laporan arus kas operasi dan laba berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan berinvestasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1.      Untuk mengetahui secara empiris pengaruh laporan arus kas operasi terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2.      Untuk mengetahui secara empiris pengaruh laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.3.      Untuk mengetahui secara empiris pengaruh laporan arus kas operasi dan laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4.    Manfaat Penelitian
1.4.1.      Bagi Investor
Untuk memberi wacana tentang peluang-peluang investasi yang ada di perusahaan dan memilih perusahaan yang tepat untuk menanamkan modalnya.
1.4.2.      Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh arus kas operasi dan laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur, serta untuk membandingkan teori dan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan serta literatur-liiteratur yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
1.4.3.      Penelitian Selanjutnya
Memberikan sumbangan pemikiran serta informasi dalam bidang akuntansi. Dan semoga dapat dijadikan sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya.
1.5.    Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas dan memudahkan analisa pembahasan ini, maka dapat dilihat ruang lingkup dari penelitian yang akan dibahas, yaitu mengenai pengaruh laporan arus kas operasi dan laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jadi, penelitian ini hanya membahas mengenai laporan keuangan, terutama laporan arus kas operasi dan laba perusahaan manufactur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga nanti akan memudahkan para pembaca dalam memahami pokok pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, yang kemudian muncul pertanyaan apakah kedua komponen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi? Itulah pokok pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
2.      TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori dan Penelitian Sebelumnya
2.1.1. Tinjauan Teori
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat uji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keaungan yang dibuat perusahaan sangat bermanfaat bagi stakeholder. Stakeholder ini perlu mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dimana dengan hasil analisa tersebut dapat diambil suatu keputusan.
Pada umumnya laporan  keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan (laporan) Rugi Laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tetapi, dalam prakteknya sering diikut-sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut,  misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.
a.        Laporan Arus Kas
1.         Pengertian Laporan Arus Kas
Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi atau laba. Dalam perkembangan berikutnya yang dilatar belakangi oleh keinginan investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan.
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Menurut Soemarso (2005:338) dalam Ana Rahmawati (2013:138) laporan arus kas didefinisikan sebagai berikut: “Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama satu periode tertentu”.
Menurut Pratowo dan Juliaty (2002) dalam Darwanto (2009) aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengeluaran kas seperti pembelanjaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, pembiayaan ekspansi perusahaan serta pengeluaran kas lainnya dan yang berkaitan dengan penerimaan kas dari penjualan dan pendapatan lainnya tidak dapat dijelaskan melalui neraca dan laporan laba rugi, melainkan dalam laporan arus kas. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan.
Laporan arus kas dari suatu perusahaan adalah suatu informasi yang sangat penting bagi investor dan kreditur. Dengan adanya informasi laporan arus kas yang diberikan perusahaan, para investor dan kreditur dapat memprediksi hal-hal berikut ini: (a) untuk memprediksi jumlah kas yang akan didistribusikan sebagai deviden atau bunga; (b) mengevaluasi  risiko potensial dari suatu invetasi.
Arus kas memiliki dua metode dalam penyajiannya. Metode yang digunakan terdiri dari metode langsung dan metode tidak langsung. Perbedaan dari kedua metode tersebut terletak pada penyajian arus kas operasi. Arus kas metode langsung memberikan klarifikasi arus kas operasi menjadi empat bagian yaitu, cash receipt from customer, cash payment to supplier, cash payments for operating expenses, cash payments for income taxes, sedangkan metode tidak langsung  tidak melakukan klasifikasi 2 seperti metode langsung.
2.         Pengertian Arus Kas Operasi
Aktifitas  operasi  adalah  jumlah  arus  kas  yang  berasal  dari  aktifitas  operasi merupakan  indikator  yang  menentukan  apakah  operasi  perusahaan  dapat mengahasilkan  arus  kas  yang  cukup  untuk  melunasi  pinjaman,  memelihara  kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru  tanpa  mengandalkan  pendanaan  dari  luar.  Informasi  mengenai  unsur tertentu  arus  kas  historis  bersama  dengan  informasi  lain,  berguna  dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Analisis ini memberikan informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran modal yang diperlukan untuk investasi  memelihara  dan  membangun  pabrik  dan  bangunan.  Kelebihan  kas tersebut  biasa  dipakai  untuk  membayar  hutang  dan  bunganya  (Mamduh  M  , 2007 : 214) dalam Yuniar Akhwan (2011:4).
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
b.        Laba
1.         Pengertian Laba
Pada umumnya peusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung secara terus menerus. Berikut ini pengertian laba menurut beberapa ahli:
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang pertama Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Menurut Soemarso (2004:245) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu.
Menurut Zaky Baridwan (2004:29) laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:45) laba adalah perbandingan antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar daripada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba dan apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi.
2.         Jenis-jenis Laba
Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2001:219) mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu:
a)        Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.
b)        Laba dari operasi
Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total biaya.
c)        Laba bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain.
Dalam pendapat yang lain dijelaskan mengenai jenis-jenis laba, antara lain:
a)        Laba kotor, adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan.
b)        Laba operasional, merupakan hasil dari aktivitas –aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal. 
c)        Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Eearning Before Tax), merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.
d)       Laba setelah pajak atau Laba bersih,  adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para pemegang saham. (tp://pakarcomputer.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-laba.html) diakses pada 12:03 tanggal 22 Mar. 14
3.         Tujuan Laba
Menurut Anis dan Imam (2003:216) mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut:
a)        Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.
b)        Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.
c)        Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.
d)       Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
e)        Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.
f)         Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g)        Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran.
h)        Sebagai dasar pembagian deviden.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
c.         Investasi
1.         Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang.
Investasi menurut KBBI  adalah penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang (Dhuwita, 2003).
2.         Jenis-jenis Investasi
Secara umum, investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a)        Investasi dalam bentuk aset riil (real assets), adalah investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu mulia, dan lain sebagainya.
b)        Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial assets), adalah investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan tertentu.
Selain jenis investasi yang telah disebutkan diatas ada juga jenis investasi yang dilakukan pada sebuah institusi/perusahaan dalam rangka pemilikan atas aktiva finansial dengan melakukan cara sebagai berikut:
a)        Investasi Langsung (Direct Investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital again
b)        Invetasi Tidak Langsung (Indirect Investing)
Kegiatan ini terjadi, apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta capital again atau hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.
Sedangkan menurut jangka waktunya, investasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a)        Investasi Jangka Panjang (minimal 5 Tahun)
b)        Investasi jangka Menengah (antara 1 sampai 5 tahun)
c)        Investasi Jangka Pendek (maksimal 1 tahun)
3.         Manfaat Investasi
Tujuan investasi pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang kita harapkan. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut guna meningkatkan kualitas hidup.
Apabila meninjau motif dari kelompok-kelompok masyarakat yang melakukan investasi, maka ada tiga alasan kelompok masyarakat melakukan investasi, yaitu :
a)        Untuk mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil investasi pertahunnya
b)        Untuk jangka panjang dan memberikan hasil yang besar di masa yang akan datang
c)        Untuk kepentingan pendapatan yang tetap
4.         Keputusan Investasi
Keputusan  Investasi adalah suatu kebijakan  atau  keputusan  yang diambil untuk   menanamkan   modal   pada   satu   atau   lebih   aset   untuk   mendapatkan keuntungan  di  masa  yang  akan  datang  atau  permasalahan  bagaimana  manajer keuangan  harus  mengalokasikan  dana  kedalam  bentuk    bentuk  investasi  yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan  di  masa  depan  yang  diharapkan  dari  investasi  tersebut  tidak  dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian.   Risiko   dan   hasil   yang   diharapkan   dari   investasi   itu   akan mempengaruhi  pencapaian  tujuan,  kebijakan,  maupun  nilai  perusahaan.  Dalam pengambilan  keputusan  investasi,  opportunity  cost  merupakan  pendapatan  atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
Menurut  Hasibuan  (2005)  dalam  Anjani  (2012)  terdapat  dua  macam bentuk  keputusan  investasi  yaitu  keputusan  penyaringan  adalah  keputusan  yang berdasarkan   pada   ukuran   tertentu.   Kemudian   keputusan   preferensi   adalah keputusan investasi yang didasarkan pada beberapa alternatif tindakan yang saling bersaing.
d.        Pasar Modal
1.         Pengertian Pasar modal
Pasar modal didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun utang (bond) baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public outhorites) maupun oleh perusahaan swasta (private sector).
Menurut  Anoraga  dan  Pakarti  (2001:  74)  dalam Sinaga (2010) membagi  definisi  pasar modal menjadi 3 yaitu :
a)        Definisi dalam arti luas
Pasar  modal   adalah  kebutuhan  system  keuangan   yang  terorganisasi, termasuk  bank-bank  komersial  dan  semua  perantara  di  bidang  keuangan, serta  surat-surat  berharga  jangka  panjang  dan  jangka  pendek,  primer  dan tidak langsung.
b)        Definisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang  memperdagangkan  warka  kredit  (biasanya  yang  berjangka  waktu lebih  dari  satu  tahun)  termasuk  saham,  obligasi,  pinjaman  berjangka, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
c)        Definisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter.
2.         Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal menurut Sunariyah (2000) adalah sebagai berikut:
a)        Sarana   untuk   menghimpun   dana-dana   masyarakat   yang disalurkan kedalam kegiatan yang lebih produktif.
b)        Sumber  pembiayaan   yang  mudah,  dan  cepat  bagi  dunia  usaha  dan pembangunan nasional.
c)        Mendorong  terciptanya  kesempatan  berusaha  dan  sekaligus  menciptakan kesempatan kerja.
d)       Mempertinggi efisiensi lokasi sumber produksi.
e)        Memperkokoh  beroperasinya  mekanisme  dalam  menata  system  moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana open market operation, apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral.
f)         Menekan tingginya bunga menuju suatu rate yang reasonable.
g)        Sebagai alternatif bagi para pemodal.
2.1.2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Rahmawati dan Amanah (2013) mengenai Pengaruh Arus Kas Operasi Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Keputusan Investasi. Yang menyimpulkan bahwa  arus  kas  operasional  dan  kebijakan  pendanaan  tidak  mempunyai  pengaruh yang signifikan terhadap keputusan untuk berinvestasi.
Sebelumnya pernah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Arus Kas Operasi, Kebijakan Pendanaan dan Laba Terhadap keputusan perusahaan Untuk Berinvestasi Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh Yanuar Akhwan (2011). Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa, Arus Kas  Operasi memiliki kemampuan yang kurang baik untuk memprediksi Keputusan Investasi. Sedangkan untuk Kebijakan  Pendanaan  memiliki  kemampuan  untuk  memprediksi Keputusan Investasi.  Dan  Laba   memiliki   kemampuan   yang   baik   untuk   memprediksi Keputusan  Investasi.
2.2. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris.
Aktivitas  operasi  adalah  aktivitas  penghasil  utama  pendapatan  perusahaan (principal  revenue  activities)  dan  aktivitas  lain  yang  bukan  merupakan  aktivitas investasi  dan  pendanaan,  umumnya  berasal  dari  transaksi  dan  peristiwa  lain  yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator lainnya. Secara teori, semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut.  Dan  sebaliknya,  semakin  rendah  arus  kas  operasional perusahaan  maka  semakin  kecil  kepercayaan  investor  pada  perusahaan  tersebut.
H1 : Kurang adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas operasi dengan keputusan investasi.
Laba  adalah  selisih  dari  pendapatan  perusahaan  dikurangi  dengan  cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan  produk  tersebut  dikelompokkan  sebagai  cost  barang  terjual.  Dalam penyusunan  laporan  laba  rugi,  laba  kotor  dilaporkan  lebih  awal  dari  dua  angka laba  lainnya,  artinya  perhitungan  angka  laba  kotor  akan  menyertakan  lebih sedikit  komponen  pendapatan  dan  biaya  dibanding  angka  laba  lainnya.  Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba. 
Secara  teori,  semakin  besar  laba  yang  diperoleh  perusahaan  maka  semakin tinggi  minat  investor  untuk  berinvestasi  di  perusahaan.  Dan  sebaliknya,  semakin  kecil  laba  yang diperoleh  perusahaan  maka  semakin  kecil  minat  investor  untuk  berinvestasi  di perusahaan tersebut.
H2 : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi dengan keputusan investasi.
3.        METODE PENELITIAN
3.1     Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu data yang diperoleh nantinya akan diolah sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari dan kemudian akan diberi gambaran mengenai hasil dari data yang telah diolah tadi.
 Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, Suharsimi Arikunto (2010:173). Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013.
3.2     Teknik Penyampelan
Sampel dipilih dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel sesuai tujuan penelitian atau  pertimbangan tertentu.    Metode    tersebut direalisasikan dengan  judgment sampling,  yaitu tipe pemilihan secara tidak acak yang  informasinya  diperoleh  dengan  menggunakan  pertimbangan  tertentu  sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian.
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.         Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2009 sampai 2013.
b.        Sampel yang digunakan harus menerbitkan laporan keuangan mulai tahun 2009 sampai 2013.
c.         Sampel yang digunakan harus menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
d.        Sampel yang digunakan harus memiliki arus kas yang positif karena nilai rasio yang negatif dapat menyebabkan rasio keuangan menjadi tidak bermakna.
e.         Net Income  harus positif dalam rangka menghitung ROA 
3.3     Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  dilakukan  dengan  metode  dokumenter,  yaitu dengan  cara  pengumpulan  data-data  yang  berkaitan  dengan  variabel-variabel sebagai deteksi keputusan investasi. Metode dokumentasi/studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan teori-teori atau konsep yang dapat  dipakai  dalam  pembahasan  masalah  penelitian  yang  meliputi  dokumen-dokumen  yang  sudah  ada  maupun  jurnal  dan  majalah  yang  kemudian  dilakukan pengkajian  data  yang  dibutuhkan  yaitu  mengenai  jenis,  ketersediaan  data,  cara memperoleh data, dan gambaran cara mengolah data. Data diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia dan untuk laporan keuangan tahun 2009 sampai 2013.
3.4     Definisi Operasional dan Pengukuran
3.4.1        Arus Kas Operasi
Variabel arus kas operasi ini dapat dinilai dengan analisa rasio kecukupan arus kas yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Pengeluaran modal = pembayaran hutang jangka panjang+pembelian aktiva+pembayaran deviden
Rasio  ini  memberikan  informasi  besarnya  arus  kas  operasi  yang  digunakan  untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, yaitu investor dan kreditur untuk membayar deviden dan  hutang, serta  pembelian  aktiva untuk peningkatan  kegiatan  operasi.  Semakin  besar rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban internal dan externalnya, sehingga   semakin   besar   rasio   ini   semakin   besar   pula   kemungkinan
perusahaan memutuskan untuk berinvestasi.
3.4.2        Laba
Laba  merupakan  selisih  antara  antara  pendapatan  dan  biaya  secara  akrual. Pengertian seperti ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba  secara  objektif.  Pendefinisian  laba  seperti ini  juga  akan lebih  bermakna sebagai  pengukur  kembalian  atas  investasi  dari  pada  sekedar  perubahan  kas. Berdasarkan  pengertian  dan  cara  pengukuran  laba  akuntansi  diharap  dapat digunakan   sebagai:   pengukur   efisiensi,   pengukuran   kinerja   entitas   dan manajemen,  dasar  penentu  pajak,  sarana  alokasi  sumber  ekonomik,  penentu tarif  jasa  public,  optimalisasi  kontrak  utang    piutang,  basis  kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen.
Variabel Laba dapat diukur dengan :
Dalam  penelitian  ini  menggunakan  rasio  Return  On  Total  Asset  (ROA)  ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Mamduh M. (2007 : 84) dalam Yanuar Akhwan (2011). 


3.4.3        Keputusan Investasi
Investasi  adalah  suatu  penanaman  modal  untuk  satu  atau  lebih  aktiva  yang dimilik  perusahaan  dan  biasanya  berjangka  waktu  lama  dengan  harapan mendapatkan  keuntungan  di  masa    masa  yang  akan  datang.  Keputusan penanaman  modal  tersebut  dapat  dilakukan  oleh  individu  atau  suatu  entitas yang  mempunyai  kelebihan  dana.  Investasi  dalam  arti  luas  terdiri  dari  dua bagian  utama,  yaitu  :  investasi  dalam  bentuk  aktiva  riil  dan  investasi  dalam bentuk surat berharga atau sekuritas.
Keterangan :
TA t               = Total Asset tahun Berjalan
TA t-1           = Total Asset tahun lalu
3.5     Teknik Analisis Data
Dalam  melakukan  analisis  data,  digunakan  program  SPSS  (Statistical  Product  and Service  Solutions)  versi  17.0  untuk  Windows. Analisis  data  yang  akan  penulis  gunakan  dalam  penelitian  ini  adalah sebagai berikut:
3.5.1.      Uji Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  dan  menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk  memastikan  bahwa  di  dalam  model  regresi  yang digunakan  tidak  terdapat  multikolonieritas dan heteroskedastisitas  serta  untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal.

a.        Uji Normalitas
Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Artinya, untuk menguji apakah dalam model regresi variabel  dependen  dan  variabel  independen  keduanya  mempunyai distribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan P-P Plot  Test.  Pengujian  normalitas  dapat  dideteksi  dengan  melihat penyebaran  data  (titik)  pada  sumbu  diagonal  dari  grafik  distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1.  Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis   diagonalnya,   maka   model   regresi   memenuhi   asumsi normalitas.
2.  Jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  dan  atau  tidak mengikuti   arah   garis   diagonal,   maka   model   regresi   tidak memenuhi asumsi normalitas.
b.        Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Namun secara umum bisa diambil patokan : Angka D-W di bawah - 2 berarti ada autokorelasi positif, Angka   D-W   di   antara      2   sampai   +2,   berarti   tidak   ada autokorelasi, dan Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
c.         Uji Multikolineritas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier  antar  variabel  independen  dalam  model  regresi. Bila pada variable bebas terdapat nilai VIF (Variance Inflaton Faktor) lebih dari 10 maka terdapat multikolineritas. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai VIF adalah :
VIF = 1/Tolerance
d.        Uji Heteroskedasititas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan veriance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Penulis  menggunakan Uji Glejser  untuk  menguji heteroskedastisitas pada penelitian ini.
3.5.2.      Analisis Korelasi Pearson
Dalam analisis korelasi yang dicari adalah koefesien korelasi yaitu angka  yang  menyatakan  derajat  hubungan  antara  variabel  independen dengan  variabel  dependen  atau  untuk 
mengetahui  kuat  atau  lemahnya hubungan  antara  variabel  independen  dan  variabel  dependen. Adapun rumus  yang  digunakan  menurut  Arikunto  (2010:318)  adalah sebagai berikut:

Dimana : r = koefisien korelasi
3.5.3.      Analisis Regresi
Analisis  Regresi  pada  dasarnya  adalah  studi  mengenai  ketergantungan variabel  dependen  (terikat)  dengan  satu  atau  lebih  variabel  independent (variabel   penjelas /  bebas),   dengan   tujuan   untuk   mengestimasi   atau memprediksi  rata    rata  populasi  atau  nilai  rata    rata  variabel  dependen berdasarkan nilai variabel independent yang diketahui (Gujarati dalam Imam
Ghozali , 2003). Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda,  sesuai dengan  tujuan  dan  hipotesis  penelitian  yang  diajukan,  untuk  mengetahui kegunaan   informasi   keuangan   secara   keseluruhan   sebagai  alat untuk memprediksi  keputusan  investasi.  Persamaan  regresi  linier  berganda  yang dipakai adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 +   e
Keterangan:
Y              : Keputusan Investasi
 a              : Konstanta               
 b1 X1       : Arus Kas Operasi
 b2 X2       : Laba
 e              : Error
3.5.4.      Uji Hipotesis
a.        Analisis Koefisien Determinasi
Untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variable independent (X1 dan X2) terhadap variable dependen (Y) dapat digunakan koefisien determinasi, yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD : ri2 x 100%
Di mana :
KD = Koefisien Determinasi
ri   = Koefisien Korelasi
b.        Uji F
Uji F dilakukan hanya untuk menguji suatu model penelitian. Pengujian ini digunakan  untuk  melihat  kelayakan  model  dan  tidak  untuk  menguji hipotesis  penelitian.  Pengambilan  keputusan  pengujian  model  penelitian  adalah   jika   probabilitas   signifikansi      0,05   maka   model   penelitian dikatakan tidak fit. Jika < 0,05 maka model penelitian ini dikatakan fit.
c.         Uji – t
Uji – t dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh  variabel-variabel bebas secara  persial  (individu)  terhadap  variabel  dependen  (Imam  Ghozali, 2006:128).  Kriteria  pengambilan  keputusan  dalam  pengujian  ini  adalah berdasarkan kriteria sebagai berikut : Jika  signifikansi  >  0,05  maka  H0  diterima,  dan  jika  sigifikansi  <  0,05 maka H0 ditolak.


DAFTAR PUSTAKA

Afzal, A. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi,  Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Akhwan. Y. 2011. Pengaruh Arus Kas Operasi, Kebijakan  Pendanaan Dan Laba Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Berinvestasi Pada Perusahaan Jasa Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas. Surabaya.
Anjani. B.B., 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Investasi Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009). Skripsi. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Edisi Revisi 2010. Cetakan Keempatbelas. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Baridwan. Z. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Conan, M. 2010. Jenis-jenis laba.
http//www.mbahconan.blogspot.com. 20 Maret 2014 (14:06)
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.
Hariyanto, B. 2013. Pengertian Laporan Keuangan Arus Kas.
http:www.Bambang.blogspot.com. 19 Maret 2014 (15:41)
Kodrat, D.S., K. Indonanjaya. 2010. Manajemen Investasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Munawir. S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Keempatbelas. Liberty. Yogyakarta.
Rahmawati, A. 2013. Pengaruh Arus Kas Operasi dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Keputusan Investasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. 1(1):138.
Ratnajea. Investasi dan Pasar Modal.
http//www.ratnajea.blogspot.com. 21 Maret 2014 (5:22)
Said, A.M. 2008. Analisa Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan. Edisi Revisi 2008. Cetakan Kedua. Djambatan. Jakarta.
Sinaga. H.H., 2010. Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi  Terhadap Return Saham. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Subekti. 2009. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Laba Kotor Terhadap Return Saham. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas Pancasakti. Tegal
www.wikipedia.org. 20 Maret 2014 (14:04)
Yani. F. 2013. Pengertian dan jenis laba.
http://www.fitri.blogspot.com. 20 Maret 2014 (22:37)