PENGARUH
LAPORAN ARUS KAS DAN LABA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA
PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Proposal
Skripsi
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pasar
modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan yang banyak diperhatikan oleh
kalangan pengusaha. Hal ini dikarenakan pasar modal sebagai media yang sangat
efektif untuk dapat menyalurkan dan mneginvestasikan dana yang berdampak
produktif dan menguntungkan bagi investor. Perkembangan pasar modal di
Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi
informasi. Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selalu menunjukkan
peningkatan dimana saat ini hampir mencapai 490 perusahaan.
Dengan adanya
perkembangan investasi, perilaku
keuangan sangat berperan dalam pengambilan
keputusan seseorang untuk berinvestasi.
Pengambilan keputusan keuangan untuk kegiatan investasi, akan
sangat dipengaruhi oleh informasi
yang didapat dan pengetahuan investor
tentang investasi. Biasanya seorang investor akan melakukan riset
sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, seperti dengan mempelajari
laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, track record atau portofolio,
keadaan perekonomian, risiko, ulasan tentang keuangan dan keadaan perekonomian
yang dipublikasikan di
media, dan lain-lain.
Laporan
keuangan suatu perusahaan merupakan interpretasi kondisi keuangan suatu
perusahaan selama periode tertentu, sehingga fungsi laporan keuangan sangat
memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan, baik di
tingkat manajemen maupun di tingkat shareholder (investor) terutama yang
tidak terlibat secara langsung dalam operasional perusahaan. Terdapat dua jenis
informasi yang diberikan dalam laporan ini. Pertama, bagian verbal
sering kali disajikan sebagai surat dari direktur utama yang menguraikan hasil
operasi perusahaan ditahun lalu, kemudian membahas perkembangan baru yang akan
memengaruhi operasi di masa mendatang. Kedua, laporan tahunan menyajikan
empat laporan keuangan dasar (neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan
dan laporan arus kas). Jika disajikan bersama, semua laporan tersebut akan
memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan.
Arus kas
dari aktivitas operasi
diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas dari
aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah aktivitas operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus
kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan
investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan
dari luar. Komponen
arus kas operasi ini
yang dapat digunakan
untuk menilai peluang
investasi. Jika kas
bersih yang disediakan oleh
aktivitas operasi tinggi, berarti perusahaan mampu menghasilkan kas yang
mencukupi secara internal
dari operasi untuk
membayar kewajibannya tanpa
harus meminjam dari luar.
Sebaliknya, jika jumlah
kas bersih yang
dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah
atau negatif, berarti
perusahaan tidak mampu
menghasilkan kas yang memadai secara internal dari operasinya.
Pengukuran laba
bukan saja penting
untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga
penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan
investasi. Oleh karena
itu, laba menjadi
informasi yang dilihat oleh
banyak orang seperti profesi akuntansi,
pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan
sebagainya, Harahap (2001: 259) dalam Yuniar Akhwan (2011: 2).
Merespon atas
penelitian Yuniar Akwan (2011)
mengenai Pengaruh Arus
Kas Operasi, Kebijakan Pendanaan
dan Laba Terhadap
Keputusan untuk Berinvestasi
Pada Perusahaan Jasa yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, maka
penelitian ini bertujuan
untuk menguji kembali pengaruh
arus kas operasi
dan laba perusahaan
terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah tentang penelitian
sebagai berikut :
1.2.1.
Apakah
laporan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan
keputusan berinvestasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.2.2.
Apakah
laba berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan berinvestasi
pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.2.3.
Apakah
laporan arus kas operasi dan laba berpengaruh secara signifikan terhadap
pengambilan keputusan berinvestasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1.
Untuk
mengetahui secara empiris pengaruh laporan arus kas operasi terhadap
pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.3.2.
Untuk
mengetahui secara empiris pengaruh laba terhadap pengambilan keputusan investasi
pada perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.3.
Untuk
mengetahui secara empiris pengaruh laporan arus kas operasi dan laba terhadap
pengambilan keputusan investasi pada perusahaan manufactur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1.
Bagi
Investor
Untuk
memberi wacana tentang peluang-peluang investasi yang ada di perusahaan dan memilih
perusahaan yang tepat untuk menanamkan modalnya.
1.4.2.
Bagi
Peneliti
Dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai pengaruh arus kas
operasi dan laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan
manufactur, serta untuk membandingkan teori dan ilmu yang telah diperoleh
selama di bangku perkuliahan serta literatur-liiteratur yang sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya terjadi.
1.4.3.
Penelitian
Selanjutnya
Memberikan
sumbangan pemikiran serta informasi dalam bidang akuntansi. Dan semoga dapat
dijadikan sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk
memperjelas dan memudahkan analisa pembahasan ini, maka dapat dilihat ruang
lingkup dari penelitian yang akan dibahas, yaitu mengenai pengaruh laporan arus
kas operasi dan laba terhadap pengambilan keputusan investasi pada perusahaan
manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jadi,
penelitian ini hanya membahas mengenai laporan keuangan, terutama laporan arus kas
operasi dan laba perusahaan manufactur yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, sehingga nanti akan memudahkan para pembaca dalam memahami pokok
pembahasan yang dilakukan oleh peneliti, yang kemudian muncul pertanyaan apakah
kedua komponen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan
keputusan investasi? Itulah pokok pembahasan yang akan dibahas dalam penelitian
ini.
2.
TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Teori dan Penelitian Sebelumnya
2.1.1. Tinjauan Teori
Pada mulanya laporan keuangan bagi
suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat uji” dari pekerjaan bagian pembukuan,
tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja
tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
suatu perusahaan. Laporan keaungan yang dibuat perusahaan sangat bermanfaat
bagi stakeholder. Stakeholder ini perlu mengetahui bagaimana
kinerja perusahaan, dimana dengan hasil analisa tersebut dapat diambil suatu
keputusan.
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari Neraca dan Perhitungan
Rugi Laba serta Laporan Perubahan Modal, dimana Neraca menunjukkan atau
menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan (laporan) Rugi Laba memperlihatkan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan penggunaan
atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Tetapi, dalam
prakteknya sering diikut-sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk
memperoleh penjelasan lebih lanjut,
misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan
kas atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan
biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.
a.
Laporan Arus Kas
1.
Pengertian Laporan Arus Kas
Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan keuangan,
karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang direkomendasikan oleh Generally
Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi atau
laba. Dalam perkembangan berikutnya yang dilatar belakangi oleh keinginan
investor, kreditor dan pemakai lainnya muncul laporan dana sebagai bagian dari
laporan keuangan.
Laporan arus kas merupakan laporan
keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari
suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya
diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas
masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga
jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Menurut Soemarso (2005:338) dalam
Ana Rahmawati (2013:138) laporan arus kas didefinisikan sebagai berikut:
“Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia
untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama satu periode
tertentu”.
Menurut Pratowo dan Juliaty (2002)
dalam Darwanto (2009) aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengeluaran
kas seperti pembelanjaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, pembiayaan ekspansi
perusahaan serta pengeluaran kas lainnya dan yang berkaitan dengan penerimaan
kas dari penjualan dan pendapatan lainnya tidak dapat dijelaskan melalui neraca
dan laporan laba rugi, melainkan dalam laporan arus kas. Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas,
pengeluaran kas dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas
operasi, investasi maupun pendanaan.
Laporan arus kas dari suatu
perusahaan adalah suatu informasi yang sangat penting bagi investor dan
kreditur. Dengan adanya informasi laporan arus kas yang diberikan perusahaan,
para investor dan kreditur dapat memprediksi hal-hal berikut ini: (a) untuk
memprediksi jumlah kas yang akan didistribusikan sebagai deviden atau bunga;
(b) mengevaluasi risiko potensial dari
suatu invetasi.
Arus kas memiliki dua metode dalam penyajiannya. Metode yang digunakan terdiri dari metode
langsung dan metode tidak langsung. Perbedaan dari kedua metode tersebut terletak pada
penyajian arus kas operasi. Arus kas metode langsung memberikan klarifikasi
arus kas operasi menjadi empat bagian yaitu, cash receipt from customer,
cash payment to supplier, cash payments for operating expenses, cash payments
for income taxes, sedangkan metode tidak langsung tidak melakukan
klasifikasi 2 seperti metode langsung.
2.
Pengertian Arus Kas Operasi
Aktifitas operasi
adalah jumlah arus
kas yang berasal
dari aktifitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah
operasi perusahaan dapat mengahasilkan arus
kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden, dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pendanaan
dari luar. Informasi
mengenai unsur tertentu arus
kas historis bersama
dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus
kas operasi masa depan. Analisis ini memberikan informasi besarnya aliran kas
untuk menutup pengeluaran modal yang diperlukan untuk investasi memelihara
dan membangun pabrik
dan bangunan. Kelebihan
kas tersebut biasa dipakai
untuk membayar hutang
dan bunganya (Mamduh
M , 2007 : 214) dalam Yuniar
Akhwan (2011:4).
Aktivitas
operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan.
Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan
dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap
kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas
pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi
pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
b.
Laba
1.
Pengertian Laba
Pada umumnya peusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk
mencapai hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap
aktivitas usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang
berlangsung secara terus menerus. Berikut ini pengertian laba menurut beberapa
ahli:
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang
pertama Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya
kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Menurut Soemarso (2004:245) Laba adalah selisih lebih pendapatan
atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama
periode tertentu.
Menurut Zaky Baridwan (2004:29) laba adalah kenaikan modal (aktiva
bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang
terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari
pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2002:45) laba adalah perbandingan
antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya
adalah laba bersih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari
semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan
mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari
selisih pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar daripada beban
maka perusahaan akan mendapatkan laba dan apabila terjadi sebaliknya maka
perusahaan mendapatkan rugi.
2.
Jenis-jenis Laba
Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2001:219) mengemukakan jenis-jenis
laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu:
a)
Laba
kotor
Laba
kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok
penjualan.
b)
Laba
dari operasi
Laba
dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total biaya.
c)
Laba
bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh
beban lain-lain.
Dalam pendapat yang lain dijelaskan
mengenai jenis-jenis laba, antara lain:
a)
Laba
kotor, adalah selisih dari hasil penjualan
dengan harga pokok penjualan.
b)
Laba
operasional, merupakan hasil
dari aktivitas –aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada
perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai
setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk
hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.
c)
Laba
sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Eearning Before Tax), merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi
biasa. Bagi pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang
terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai
perusahaan.
d)
Laba
setelah pajak atau Laba bersih, adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak.
Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan
ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai deviden kepada para
pemegang saham. (tp://pakarcomputer.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-laba.html)
diakses pada 12:03 tanggal 22 Mar. 14
3.
Tujuan Laba
Menurut Anis dan Imam (2003:216) mengutarakan bahwa tujuan
pelaporan laba adalah sebagai berikut:
a)
Sebagai
indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.
b)
Sebagai
dasar pengukuran prestasi manajemen.
c)
Sebagai
dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.
d)
Sebagai
alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
e)
Sebagai
kompensasi dan pembagian bonus.
f)
Sebagai
alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g)
Sebagai
dasar bentuk kenaikan kemakmuran.
h)
Sebagai
dasar pembagian deviden.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai
indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk
pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai
dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor
yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
c.
Investasi
1.
Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal
barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang.
Investasi menurut KBBI adalah penanaman uang atau modal di
suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi
adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa yang
akan datang (Dhuwita, 2003).
2.
Jenis-jenis Investasi
Secara
umum, investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a)
Investasi
dalam bentuk aset riil (real assets), adalah investasi dalam bentuk aktiva
berwujud fisik, seperti emas, batu mulia, dan lain sebagainya.
b)
Investasi
dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial assets),
adalah investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan
klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan tertentu.
Selain jenis investasi yang telah disebutkan diatas
ada juga jenis investasi yang dilakukan pada sebuah institusi/perusahaan dalam
rangka pemilikan atas aktiva finansial dengan melakukan cara sebagai berikut:
a)
Investasi Langsung (Direct
Investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan
surat-surat berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu
yang secara resmi telah di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat
keuntungan berupa deviden dan capital again
b)
Invetasi Tidak Langsung (Indirect
Investing)
Kegiatan ini terjadi, apabila suatu
surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi
yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak langsung
dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak
sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak langsung, pedagang
perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam investasi langsung serta
capital again atau hasil perdagangan portofolio yang dilakukannya.
Sedangkan menurut jangka waktunya,
investasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a)
Investasi Jangka Panjang (minimal 5
Tahun)
b)
Investasi jangka Menengah (antara 1
sampai 5 tahun)
c)
Investasi Jangka Pendek (maksimal 1
tahun)
3.
Manfaat Investasi
Tujuan
investasi pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan yang kita
harapkan. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut guna meningkatkan kualitas
hidup.
Apabila
meninjau motif dari kelompok-kelompok masyarakat yang melakukan investasi, maka
ada tiga alasan kelompok masyarakat melakukan investasi, yaitu :
a)
Untuk mendapatkan pendapatan yang
tetap dari hasil investasi pertahunnya
b)
Untuk jangka panjang dan
memberikan hasil yang besar di masa yang akan datang
c)
Untuk kepentingan pendapatan yang
tetap
4.
Keputusan Investasi
Keputusan Investasi adalah
suatu kebijakan atau keputusan
yang diambil untuk
menanamkan modal pada
satu atau lebih
aset untuk mendapatkan keuntungan di
masa yang akan
datang atau permasalahan
bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana kedalam
bentuk – bentuk
investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Secara singkat keputusan investasi
yaitu penggunaan dana yang bersifat jangka panjang. Bentuk, macam dan komposisi
dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di
masa depan yang
diharapkan dari investasi
tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena
itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko
dan hasil yang
diharapkan dari investasi
itu akan mempengaruhi pencapaian
tujuan, kebijakan, maupun
nilai perusahaan. Dalam pengambilan keputusan
investasi, opportunity cost
merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.
Menurut Hasibuan (2005)
dalam Anjani (2012)
terdapat dua macam bentuk
keputusan investasi yaitu
keputusan penyaringan adalah
keputusan yang berdasarkan pada
ukuran tertentu. Kemudian
keputusan preferensi adalah keputusan investasi yang didasarkan
pada beberapa alternatif tindakan yang saling bersaing.
d.
Pasar Modal
1.
Pengertian Pasar modal
Pasar modal didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan
(sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun
utang (bond) baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public outhorites) maupun
oleh perusahaan swasta (private sector).
Menurut Anoraga dan
Pakarti (2001: 74) dalam Sinaga (2010) membagi definisi
pasar modal menjadi 3 yaitu :
a)
Definisi
dalam arti luas
Pasar modal
adalah kebutuhan system
keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank
komersial dan semua
perantara di bidang
keuangan, serta surat-surat berharga
jangka panjang dan
jangka pendek, primer
dan tidak langsung.
b)
Definisi
dalam arti menengah
Pasar modal
adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warka
kredit (biasanya yang
berjangka waktu lebih dari
satu tahun) termasuk
saham, obligasi, pinjaman
berjangka, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
c)
Definisi
dalam arti sempit
Pasar modal
adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan
memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter.
2.
Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal menurut Sunariyah (2000) adalah sebagai berikut:
a)
Sarana untuk
menghimpun dana-dana
masyarakat yang disalurkan
kedalam kegiatan yang lebih produktif.
b)
Sumber pembiayaan
yang mudah, dan
cepat bagi dunia
usaha dan pembangunan nasional.
c)
Mendorong terciptanya
kesempatan berusaha dan
sekaligus menciptakan kesempatan
kerja.
d)
Mempertinggi
efisiensi lokasi sumber produksi.
e)
Memperkokoh beroperasinya
mekanisme dalam menata
system moneter, karena pasar
modal dapat menjadi sarana open market operation, apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh bank sentral.
f)
Menekan
tingginya bunga menuju suatu rate yang reasonable.
g)
Sebagai
alternatif bagi para pemodal.
2.1.2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang hampir sama juga
dilakukan oleh Rahmawati dan Amanah (2013) mengenai Pengaruh Arus Kas
Operasi Dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Keputusan Investasi. Yang
menyimpulkan bahwa arus kas
operasional dan kebijakan
pendanaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan untuk berinvestasi.
Sebelumnya pernah dilakukan
penelitian mengenai Pengaruh Arus Kas Operasi, Kebijakan Pendanaan dan Laba
Terhadap keputusan perusahaan Untuk Berinvestasi Pada Perusahaan Jasa Di Bursa
Efek Indonesia yang dilakukan oleh Yanuar Akhwan (2011). Dari penelitian tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa, Arus Kas
Operasi memiliki kemampuan yang kurang baik untuk memprediksi Keputusan
Investasi. Sedangkan untuk Kebijakan
Pendanaan memiliki kemampuan
untuk memprediksi Keputusan
Investasi. Dan Laba
memiliki kemampuan yang
baik untuk memprediksi Keputusan Investasi.
2.2. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang
bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah,
sehingga harus diuji secara empiris.
Aktivitas operasi
adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal revenue
activities) dan aktivitas
lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan, umumnya berasal
dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih, dan merupakan indikator lainnya. Secara teori, semakin tinggi arus kas
operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan
tersebut. Dan sebaliknya,
semakin rendah arus
kas operasional perusahaan maka
semakin kecil kepercayaan
investor pada perusahaan
tersebut.
H1 : Kurang adanya pengaruh yang signifikan arus kas dari aktivitas
operasi dengan keputusan investasi.
Laba
adalah selisih dari
pendapatan perusahaan dikurangi
dengan cost barang terjual. Cost
barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan yang untuk perusahaan
pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku masuk ke pabrik, diolah, dan
hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan
penciptaan produk tersebut
dikelompokkan sebagai cost
barang terjual. Dalam penyusunan laporan
laba rugi, laba
kotor dilaporkan lebih
awal dari dua
angka laba lainnya, artinya
perhitungan angka laba
kotor akan menyertakan
lebih sedikit komponen pendapatan
dan biaya dibanding
angka laba lainnya.
Karena semakin detail perhitungan suatu angka laba akan semakin banyak
pilihan metode akuntansi sehingga semakin rendah kualitas laba.
Secara teori,
semakin besar laba
yang diperoleh perusahaan
maka semakin tinggi minat
investor untuk berinvestasi
di perusahaan. Dan
sebaliknya, semakin kecil
laba yang diperoleh perusahaan
maka semakin kecil
minat investor untuk
berinvestasi di perusahaan
tersebut.
H2 : Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara laba akuntansi
dengan keputusan investasi.
3.
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu data yang
diperoleh nantinya akan diolah sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari
dan kemudian akan diberi gambaran mengenai hasil dari data yang telah diolah
tadi.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian,
Suharsimi Arikunto (2010:173). Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud
adalah perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2013.
3.2
Teknik Penyampelan
Sampel
dipilih dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel sesuai tujuan
penelitian atau pertimbangan
tertentu. Metode tersebut direalisasikan dengan judgment sampling, yaitu tipe pemilihan secara tidak acak
yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan
tertentu sesuai dengan tujuan
atau masalah penelitian.
Adapun
kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.
Sampel
yang digunakan adalah perusahaan manufactur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mulai dari tahun 2009 sampai 2013.
b.
Sampel
yang digunakan harus menerbitkan laporan keuangan mulai tahun 2009 sampai 2013.
c.
Sampel
yang digunakan harus menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya.
d.
Sampel
yang digunakan harus memiliki arus kas yang positif karena nilai rasio yang
negatif dapat menyebabkan rasio keuangan menjadi tidak bermakna.
e.
Net
Income harus positif dalam rangka menghitung ROA
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan
metode dokumenter, yaitu dengan
cara pengumpulan data-data
yang berkaitan dengan
variabel-variabel sebagai deteksi keputusan investasi. Metode
dokumentasi/studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
menggunakan teori-teori atau konsep yang dapat
dipakai dalam pembahasan
masalah penelitian yang
meliputi dokumen-dokumen yang
sudah ada maupun
jurnal dan majalah
yang kemudian dilakukan pengkajian data
yang dibutuhkan yaitu
mengenai jenis, ketersediaan
data, cara memperoleh data, dan
gambaran cara mengolah data. Data diperoleh dari PT Bursa Efek Indonesia dan
untuk laporan keuangan tahun 2009 sampai 2013.
3.4
Definisi Operasional dan Pengukuran
3.4.1
Arus Kas Operasi
Variabel
arus kas operasi ini dapat dinilai dengan analisa rasio kecukupan arus kas yang
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Pengeluaran modal
= pembayaran hutang jangka panjang+pembelian aktiva+pembayaran deviden
Rasio ini
memberikan informasi besarnya
arus kas operasi
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, yaitu
investor dan kreditur untuk membayar deviden dan hutang, serta
pembelian aktiva untuk peningkatan kegiatan
operasi. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban internal dan externalnya, sehingga semakin
besar rasio ini
semakin besar pula
kemungkinan
perusahaan
memutuskan untuk berinvestasi.
3.4.2
Laba
Laba merupakan
selisih antara antara
pendapatan dan biaya
secara akrual. Pengertian seperti
ini akan mempermudah di dalam pengukuran dan pelaporan laba secara
objektif. Pendefinisian laba
seperti ini juga akan lebih
bermakna sebagai pengukur kembalian
atas investasi dari
pada sekedar perubahan
kas. Berdasarkan pengertian dan
cara pengukuran laba
akuntansi diharap dapat digunakan sebagai:
pengukur efisiensi, pengukuran
kinerja entitas dan manajemen, dasar
penentu pajak, sarana
alokasi sumber ekonomik,
penentu tarif jasa public,
optimalisasi kontrak utang
– piutang, basis
kompensasi, motivator, dasar pembagian dividen.
Variabel Laba
dapat diukur dengan :
Dalam penelitian
ini menggunakan rasio
Return On Total
Asset (ROA) ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Mamduh M. (2007 : 84) dalam
Yanuar Akhwan (2011).
3.4.3
Keputusan Investasi
Investasi adalah
suatu penanaman modal
untuk satu atau
lebih aktiva yang dimilik
perusahaan dan biasanya
berjangka waktu lama
dengan harapan mendapatkan keuntungan
di masa –
masa yang akan
datang. Keputusan penanaman modal
tersebut dapat dilakukan
oleh individu atau
suatu entitas yang mempunyai
kelebihan dana. Investasi
dalam arti luas
terdiri dari dua bagian
utama, yaitu :
investasi dalam bentuk
aktiva riil dan
investasi dalam bentuk surat
berharga atau sekuritas.
Keterangan :
TA t = Total Asset tahun Berjalan
TA t-1 = Total Asset tahun lalu
3.5
Teknik Analisis Data
Dalam melakukan
analisis data, digunakan
program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions)
versi 17.0 untuk
Windows. Analisis data yang
akan penulis gunakan
dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
3.5.1.
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi
klasik ini bertujuan
untuk mengetahui dan
menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk
memastikan bahwa di
dalam model regresi
yang digunakan tidak terdapat
multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta
untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal.
a.
Uji Normalitas
Uji Normalitas data dilakukan sebelum data
diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal atau tidak. Artinya, untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan
variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dilakukan dengan
menggunakan P-P Plot Test. Pengujian
normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari
grafik distribusi normal. Dasar
pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis
diagonalnya, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika
data menyebar jauh
dari garis diagonal
dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan
adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi uji autokorelasi. Metode
pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (DW) untuk
mendeteksi uji autokorelasi. Namun secara umum bisa diambil patokan : Angka D-W
di bawah - 2 berarti ada autokorelasi positif, Angka D-W
di antara –
2 sampai +2,
berarti tidak ada autokorelasi, dan Angka D-W di atas +2,
berarti ada autokorelasi negatif.
c.
Uji Multikolineritas
Uji
ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar
variabel independen dalam
model regresi. Bila pada variable
bebas terdapat nilai VIF (Variance Inflaton Faktor) lebih dari 10 maka terdapat
multikolineritas. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai VIF adalah :
VIF =
1/Tolerance
d.
Uji Heteroskedasititas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan veriance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas.
Penulis menggunakan Uji Glejser untuk
menguji heteroskedastisitas pada penelitian ini.
3.5.2.
Analisis Korelasi Pearson
Dalam
analisis korelasi yang dicari adalah koefesien korelasi yaitu angka yang
menyatakan derajat hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen atau untuk
mengetahui kuat atau
lemahnya hubungan antara variabel
independen dan variabel
dependen. Adapun rumus yang digunakan
menurut Arikunto (2010:318)
adalah sebagai berikut:
Dimana : r =
koefisien korelasi
3.5.3.
Analisis Regresi
Analisis Regresi
pada dasarnya adalah
studi mengenai ketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu
atau lebih variabel
independent (variabel penjelas
/ bebas), dengan
tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata
– rata populasi
atau nilai rata
– rata variabel
dependen berdasarkan nilai variabel independent yang diketahui (Gujarati
dalam Imam
Ghozali ,
2003). Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda, sesuai dengan
tujuan dan hipotesis
penelitian yang diajukan,
untuk mengetahui kegunaan informasi
keuangan secara keseluruhan
sebagai alat untuk
memprediksi keputusan investasi.
Persamaan regresi linier
berganda yang dipakai adalah :
Y = a + b1X1
+ b2X2 + e
Keterangan:
Y :
Keputusan Investasi
a
: Konstanta
b1 X1 :
Arus Kas Operasi
b2 X2 : Laba
e
: Error
3.5.4.
Uji Hipotesis
a.
Analisis Koefisien Determinasi
Untuk
menentukan besarnya kontribusi suatu variable independent (X1 dan X2)
terhadap variable dependen (Y) dapat digunakan koefisien determinasi, yang
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD : ri2
x 100%
Di mana :
KD = Koefisien
Determinasi
ri =
Koefisien Korelasi
b.
Uji F
Uji
F dilakukan hanya untuk menguji suatu model penelitian. Pengujian ini
digunakan untuk melihat
kelayakan model dan
tidak untuk menguji hipotesis penelitian.
Pengambilan keputusan pengujian
model penelitian adalah
jika probabilitas signifikansi ≥
0,05 maka model
penelitian dikatakan tidak fit. Jika < 0,05 maka model penelitian ini
dikatakan fit.
c.
Uji – t
Uji
– t dilakukan untuk melihat signifikan pengaruh
variabel-variabel bebas secara
persial (individu) terhadap
variabel dependen (Imam
Ghozali, 2006:128). Kriteria pengambilan
keputusan dalam pengujian
ini adalah berdasarkan kriteria
sebagai berikut : Jika signifikansi >
0,05 maka H0
diterima, dan jika
sigifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
DAFTAR
PUSTAKA
Afzal, A. 2012. Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Akhwan. Y. 2011. Pengaruh Arus Kas
Operasi, Kebijakan Pendanaan Dan Laba
Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Berinvestasi Pada Perusahaan Jasa Di Bursa
Efek Indonesia. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas. Surabaya.
Anjani. B.B., 2012. Analisis
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Investasi Pada Perusahaan
Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009). Skripsi.
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Arikunto, S. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendeketan Praktik. Edisi Revisi 2010. Cetakan
Keempatbelas. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Baridwan. Z. 2004. Intermediate
Accounting. Edisi Kedelapan. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Conan, M. 2010. Jenis-jenis laba.
http//www.mbahconan.blogspot.com. 20
Maret 2014 (14:06)
Departemen Pendidikan Nasional.
2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Balai
Pustaka. Jakarta.
Hariyanto, B. 2013. Pengertian
Laporan Keuangan Arus Kas.
http:www.Bambang.blogspot.com. 19
Maret 2014 (15:41)
Kodrat, D.S., K. Indonanjaya. 2010. Manajemen
Investasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Munawir. S. 2007. Analisa Laporan
Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Keempatbelas. Liberty. Yogyakarta.
Rahmawati, A. 2013. Pengaruh Arus Kas
Operasi dan Kebijakan Pendanaan Terhadap Keputusan Investasi. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. 1(1):138.
Ratnajea. Investasi dan Pasar Modal.
http//www.ratnajea.blogspot.com. 21
Maret 2014 (5:22)
Said, A.M. 2008. Analisa
Pembuktian Laporan Keuangan Atas Penyajian Laporan Keuangan. Edisi Revisi
2008. Cetakan Kedua. Djambatan. Jakarta.
Sinaga. H.H., 2010. Analisis
Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Subekti. 2009. Pengaruh Kandungan
Informasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Laba Kotor
Terhadap Return Saham. Skripsi. Program Studi Akuntansi Universitas
Pancasakti. Tegal
Yani. F. 2013. Pengertian dan jenis
laba.
http://www.fitri.blogspot.com. 20
Maret 2014 (22:37)